Musyawarah Masyarakat Dusun Sudimampir Bahas Rencana Pembangunan Jalan yang Terkena Bencana Pergeseran Tanah

Hanum, Dayeuhluhur - Masyarakat Dusun Sudimampir Desa Hanum Kecamatan Dayeuhluhur menggelar musyawarah untuk membahas rencana pembangunan kembali jalan yang terkena dampak pergeseran tanah dan tanah longsor yang berlokasi di blok Cukang Hanja Dusun Sudimampir.

Jalan ini menghubungkan wilayah Desa Hanum Kecamatan Dayeuhluhur dengan Desa Palugon Kecamatan Wanareja yang telah mengalami kerusakan parah akibat pergerakan tanah sejak 2016 silam.

Pertemuan ini digelar di Balai Dusun Sudimampir pada Sabtu (12/04/2025) ini dihadiri oleh perwakilan warga, tokoh masyarakat, serta aparat desa. Diskusi ini berfokus pada upaya mencari solusi jangka panjang untuk mengatasi kerusakan jalan yang kerap terganggu oleh bencana geologi tersebut.

Latar Belakang Kerusakan Jalan

Jalan penghubung antara Desa Hanum dan Desa Palugon merupakan akses vital bagi masyarakat kedua wilayah. Namun sejak 2016, jalan ini terus mengalami pergeseran tanah, menyebabkan longsor dan retakan yang mengancam keselamatan pengendara. Beberapa upaya perbaikan telah dilakukan, tetpai kerusakan kembali terjadi akibat kondisi tanah yang labil.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap sebelumnya telah melakukan pemantauan dan menyimpulkan kawasan tersebut termasuk dalam zona rawan gerakan tanah dan tanah longsor. Hal ini diperparah oleh faktor cuaca ekstrem dan struktur tanah yang gam[ang bergeser saat musim hujan.

Jalan tersebut sebelumnya merupakan jalan PU yang kemudian sekarang berganti status menjadi jalan Desa. Status jalan tersebut telah dipaparkan secara langsung oleh pihak desa. Menurut Kepala Desa Hanum Drs. Ruswadianto, "Jalan blok Cukang Hanja yang tadinya jalan PU sekarang berubah menjadi jalan Desa yang artinya jalan tersebut merupakan tanggung jawab pihak Desa."

Pembahasan Solusi dalam Musyawarah

Dalam musyawarah, sejumlah usulan mengemuka dari beberapa warga peserta diskusi. Beberapa point penting yang dibahas antara lain:

1. Relokasi Jalan

Sebagian warga mengusulkan pembuatan jalur alternatif yang lebih aman, menghindari zona rawan longsor yaitu ke jalan blok Cibatupiring. Namun, opsi ini memerlukan kajian teknis dan anggaran yang lebih besar. Pihak desa telah mengajukan permohonan pengajuan untuk relokasi jalan. Namun saat ini masih dalam tahap peninjauan.

2. Pembangunan Struktur Penguat Tanah dan Jembatan

Beberapa tokoh masyarakat menyarankan penggunaan teknologi rekayasa tanah seperti bronjong, retailing wall, atau sistem drainase yang lebih baik untuk menstabilkan lereng. Ada juga yang mengusulkan untuk dibuatkan jembatan penghubung, namun berdasarkan keterangan, ternyata tidak ada kelanjutannya.

3. Mendatangkan Ahli Geologi

Ada tokoh yang mengusulkan untuk dilakukan peninjauan terlebih dahulu tentang struktur tanah, pemetaan geografi, rencana anggaran biaya, serta dampak yang ditimbulkan. Namun, sebelumnya pernah dilakukan pengkajian terhadap jalan tersebut, akan tetapi belum ada tindakan lebih lanjut mengenai pengkajian tersebut.

4. Koordinasi dengan Pemerintah Daerah

Warga mendorong agar pemerintah kabupaten turun tangan menyelesakan masalah ini, mengingat dampaknya yang luas terhadap mobilitas dan perekonomian desa.

5. Kerja Bakti dengan Alat Berat dan Swadaya

Beberapa warga mengusulkan untuk mendatangkan alat berat dengan bantuan warga setempat untuk dilakukan perbaikan agar jalan tersebut dapat segera digunakan. Warga akan secara sukarela menyumbangkan tenaganya demi membangun kembali jalan yang terkena pergeseraan tanah dan tanah longsor agar dapat diakses walapun hanya oleh roda dua yang bisa melewati jalan tersebut.

Selain kerja bakti, menurut beberapa tokoh adat, mengusulkan untuk melaksanakan ritual persembahan menggunakan tanduk kerbau bule dan kambing gendit karena berdasarkan para sesepuh mengatakan "beurat ku pamali jeung beurat ku cai".

Sebagian warga percaya bahwa terjadinya pergeseran tanah dan tanah longsor tersebut merupakan ulah manusia sendiri yang melanggar aturan atau istilah sundanya "pamali".

Kepala Desa Hanum, Drs. Ruswadianto menyatakan bahwa pihaknya akan segera melakukan tindakan untuk perbaikan jalan tersebut. Beliau mengatakan beri waktu seminggu untuk melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk segera melakukan tindak lanjut dalam perbaikan jalan blok Cukang Hanja.

Dampak Sosial dan Ekonomi

Kerusakan jalan ini tidak hanya menganggu transportasi warga, tetapi juga menghambat distribusi hasil pertanian serta menghambat saluran air bersih. Banyak petani di Desa Palugon yang kesulitan menganggkut komoditas mereka ke pasar akibat akses yang terputus. Mereka mengambil jalur alternatif lain yang jarak nya lebih jauh dari jalan yang terkena bencana ini.

Saluran air juga terkena dampak karena jalur air bersih yang banyak digunakan oleh warga dusun sudimampir tertimbun tanah longsor. Selain itu siswa yang bersekolah di wilayah kecamatan wanareja juga terdampak. Anak anak sering terlambat ke sekolah karena harus memutar jauh jika jalan ini longsor.

Harapan Masyarakat ke Depan

Musyawarah ini diharapkan menjadi langkah awal untuk mempercepat penanganan jalan tersebut. Warga berharap ada tindakan nyata dari pemerintah, baik melalui program jangka pendek seperti perbaikan darurat maupun solusi permanen seperti pembangunan jembatan atau jalan baru yang lebih tahan bencana.

"Kami tidak ingin terus hidup dalam ketidakpastian. Setiap musim hujan, kami selalu waswas jalan kembali tertimbun tanah longsor. Kalau ada tindakan nyata, berarti di dusun kami ada pengurusnya, bukan hanya rencana belaka." Ujar salah seorang warga dusun Sudimampir.

Dengan adanya diskusi ini, diharapkan kolaborasi antara masyarakat, pemerintah desa, instansi terkait dapat membuahkan hasil yang konkret untuk mengatasi persoalan jalan blok Cukang Hanja yang telah berlarut larut ini.

Post a Comment for "Musyawarah Masyarakat Dusun Sudimampir Bahas Rencana Pembangunan Jalan yang Terkena Bencana Pergeseran Tanah"